Thursday, March 8, 2007

Demi aku

Demi aku
anak kecil yang tiada berdaya ini
Kaupeluk dan Kaudekap
Wajahku kubenamkan pada dadaMu
dan Kaubiarkan janggutMu menutupi kepalaku

Demi aku
Kau memelukku sedemikian
Hingga seluruh badanku luput dari cambukkan
Kau malahan menjadikan punggungMu perisaiku
Kau biarkan cambuk-cambuk menoreh punggungMu
Sementara aku dapat tidur nyenyak dalam dekapanMu

Demi aku
Kau memegang erat kepalaku
MenutupiNya dengan tanganMu yang besar
Kau sembunyikan kepalaku di bawah daguMu
Kau biarkan aku aman mengecup aroma leherMu
Sembari Kaubiarkan mahkota duri menancap kepalaMu

Demi aku
Kau mendekapku dan merangkul pula “tahta mati”Mu
Tertatih sulit mengatur keduanya
Kau berusaha supaya aku tidak terantuk tanah
Meski untuk itu Kau terpaksa jatuh
Sekali lagi tubuhMu menjadi penopang salib itu
Agar tidak menimpaku yang rapuh ini

Demi aku
JubahMu ditanggalkan bagiku
Kau selimuti aku dalam jubahMu
Supaya aku merasa nyaman dan tidak malu
Meski untuk itu Kau menanggung aib
Karena bukan lagi kegagahan agungMu yang nampak
Namun hanya kekalahan dan kelemahan

Demi aku
Kali ini aku tak terelakkan
Namun masih juga Kau berusaha
Menjadikan diriMu selubung nyawa untukku
TanganMu Kaurentang di atas tanganku
KakiMu di atas kakiku
Sehingga paku-paku itu
Menancap dan merobek tangan dan kakiMu
Lebih dahulu 

Demi aku
Habis-habisan Kau mengerahkan
Segala daya upaya
Agar aku aman dan nyaman
Dalam menjalani hidup ini
Yang seringkali terasa kejam dan sadis


Rrgn-fml 8/3/7

No comments:

Post a Comment