Friday, July 21, 2006

Kucari Sekuntum Mawar, Bunda


Kucari sekuntum mawar, Bunda

Mawar dengan kelopak yang merekah
Utuh
Tanpa hilang sehelaipun

Mawar dengan daun yang tebal
Langsat
Tanpa lubang setitikpun

Mawar dengan tangkai yang kokoh
Lurus
Tanpa duri sebuahpun

Mawar dengan segala keelokannya
Anggun
Tanpa cacat sedikitpun

Kucari kuntum itu
Sekuntum saja
Untukmu…

Ternyata sulit!
Tak satupun, Bunda, tak satupun
Kecewa, aku menoleh padamu
Dan kujumpai kharismamu

Kesederhanaanmu tak pernah mengharap
Hal-hal yang terlalu muluk
Tidak juga pada sekuntum mawar

Maka mawar-mawar tak sempurna ini
Kubawa kepadamu
Kuletakkan pada ujung kakimu

Mawar-mawar ini
Adalah doa-doa kami
Tak pernah berhasil sempurna
Namun selalu berharap
Dapat sampai sesaat kepadamu
Meski hanya pada ujung-ujung
Jemari kakimu

July 21st, 2006

Thursday, May 25, 2006

Hiasan Maria


Seandainya aku adalah ‘kebijaksanaan’
Bersinar terang dan cemerlang
Pasti aku menjadi
Salah satu dari kedua belas bintang
Mengukir manis di keliling kepalamu

Seandainya aku adalah ‘kekuatan’
Melindungi dan membentengi
Pasti aku menjadi
Sehelai mantol putih
Menjuntai panjang pada pundakmu

Seandainya aku adalah ‘kesetiaan’
Bertahan teguh dalam segala hal
Pasti aku menjadi
Selendang biru lembut
Mengikat sederhana pada lingkar pinggangmu

Seandainya aku adalah ‘kerendahan hati’
Santun dan halus dalam tutur tindak
Pasti aku menjadi
Sekuntum mawar mungil
Menghias manis di ujung kakimu

Tadinya aku berpikir
Bahwa akan sangat menyenangkan
Bila aku dapat menjadi
Bintangmu, mantolmu
Selendangmu, mawarmu

Tetapi aku bukan semua itu

Aku hanya manusia biasa
Tak benar-benar bijak
Tak sungguh-sungguh kuat
Sulit bersetia
Sukar merendahkan hati

Namun aku bersyukur
Tanpa semua itu
Aku malah menjadi anakmu…

25.V.06

Friday, May 5, 2006

Kristus adalah Cinta


Kristus adalah cinta
Lahir dari inti cinta
Dan oleh sebab cinta

Kristus Sang Pencinta
Datang memberi cinta
Pada manusia tercinta

Kristus peduli akan yang rindu cinta
Pada mereka yang mencinta
Atau yang tak pernah merasa dicinta

Ia ada bersama cinta
Di luar dan di dalam cinta
Di atas dan di bawah cinta

PadaNya melekat cinta
Mengundang dan merayu cinta
Untuk mesra dan bercinta

Kristus dicitrakan dengan cinta
Hidup karena dan oleh cinta
Mati dalam dan sebab cinta

Kristus adalah cinta
AdaNya membawa cinta
Di antara dan di permukaan cinta

Tiap nafasNya beralir cinta
Mengandung sepercik cinta
Sampai detik akhir bernadi cinta

Bahkan denyut akhirNya adalah cinta
Meninggal manunggal pada cinta
Salib derita demi cinta

Kristus adalah cinta
Sumber yang berlimpah cinta
Namun selalu haus mencinta

05 Mei 2006

Friday, April 14, 2006

Sepasang Tangan


Sepasang tangan membasuh
Mencuci kaki-kaki lusuh
Tanpa segan menghamba
Menukar peran sebagai Raja

Sepasang tangan siap merentang
Menyambut yang terhilang
Sedia kasih tak terbilang 

Berani mati dan meregang
Sepasang tangan yang menanti
Diteladani sampai mati
Tak bersisa nyawa raga
Pada salib bahagia


Dini hari menjelang Jumat Agung,
14 April 2006

Sebuah Bibir


Sebuah bibir cinta mencium
Kaki pendosa yang terbasuh
Karena hati yang tak bisa
Mengerti kasih Surga

Sebuah bibir cinta
Dibalas dengan kecup khianat
Harga tiga puluh keping perak
Jual habis cinta Surga

Jumat Agung dini hari
14 April 2006

Thursday, April 13, 2006

Dua Belas Pasang Kaki


Dua belas pasang kaki
Mungkin sepasangnya adalah kakiku

Mungkin sepasangnya adalah kakimu
Kaki kasar yang letih berjalan
Kaki berkapal yang termakan lelah 


Dua belas pasang kaki
Berusaha setiap hari
Berjuang untuk mengikuti
Jejak kaki Sang Ilahi
 

Kini dua belas pasang kaki
Mohon diampuni
Karena hati yang tersembunyi
Tak mampu jadi abdi

 

Dua belas pasang kaki
Masih juga ada angkuh hati
Dalam diri yang dihormati
Menolak untuk dicuci

 

Dua belas pasang kaki
Terendah dari diri
Mungkin sepasang itu kakiku

Mungkin sepasang itu kakimu
Masih belum bersih

 


Kamis Putih,
13 April 2006

Sunday, April 9, 2006

Yerusalem dan Asisi


Minggu Palma di Yerusalem
Gemerisik palma
Perarakan riuh sorak sorai
Sambut keagungan Sang Raja

Minggu Palma di Asisi
Gemeretak nyala obor
Pelarian resah diam-diam
Sambut kerendahan sang hamba

Siang di Yerusalem
Khalayak ramai di protokol
Menanti pembebasan yang baru
Dalam Dia yang melangkah perlahan

Malam di Asisi
Umat terbatas berbisik di hutan
Menanti penyerahan yang tulus
Dari dia yang berlari bergegas

Yerusalem bertemu Asisi
Asisi bertemu Yerusalem
Keduanya menuju tempat yang sama
Tahta mulia yang lebih tinggi

Keduanya berjalan bersama
Menyelesaikan perjalanan salib
Mengawali kemuliaan dan bahagia
Dengan cara yang serupa

Fransiskus membawa Klara
Kristus membawa mereka
Ketiganya mengundang kita
Lewati Golgota menuju Surga


Minggu Palma, 2006

Friday, March 31, 2006

Sapaan di Ujung Maret




Kuakui bahwa terkadang
Kulupakan adamu
Terbuai oleh keibuan Bunda
Kuabaikan kebapakan Ayah

Padahal dengan mantol kasihmu
Kau rangkul Maria dalam cinta
Mengalahkan seribu ragumu
Karena kagum dan percaya

Dengan selimut kegigihanmu
Kau jalani tapak-tapak lelah
Demi mencari sebuah tempat
Untuk Sang Ibu dan Sang Anak

Dengan gua hangat dari kesetiaanmu
Kau tunjukkan pada kami
Arti janji sehidup semati
Dalam untung dan malang

Dengan perisai keberanianmu
Kau lindungi Sang Ibu dan Sang Anak
Lewati jalan bergelimpang mayat kecil
Pagar betis menuju ke Mesir

Semua kauterima dan kautunjukkan
Betapa Allah adalah Bapa
Namun kadang aku terbuta
Kuabaikan peranmu

Padahal dari kerja tanganmu
Sang Anak menerima hikmatNya
Dari hasil peluhmu
Sang Sabda tumbuh kuat dan tegar

Maka di ujung Maret ini
Aku berpaling padamu
Seraya menghatur kagum dan hormat
Dalam sebuah kalimat penyapa

Doakanlah kami, Bapa Yosef…


March 31st, 2006

Wednesday, March 29, 2006

BersamaMu pada Jalan Salibku


Pada panjang jalan salibku
Kaulingkupi aku
Pemimpin di depan
Sahabat di samping
Penjaga di belakang

Tak pernah kutahu
Mana puncak jalanku
Namun kadang kumengerti
Kalau aku sedang berhenti

Pada Engkau di depanku
Kucoba ikuti langkah itu
Menapak kakiku pada bekas tapakMu
Meraba kecil kakiku pada besar lubangMu
Merasakan halusnya batu dan kerikil
yang telah Kau injak masuk ke dalam bumi
Tak lepas mataku memandang
pada goresan tebal salibMu
Melukis rute pada jalan terenak
yang tinggal kususuri di atas tanah

Pada Engkau di sampingku
memeluk salib serta bahuku
Beritahukan aku caranya 

agar seimbang dan berdaya
bertahan dan memikul bebannya
Kulihat deras peluhMu
berpadan dengan darahMu
Mahkota duriMu melumpuhkanku
tapi senyumMu menguatkanku
“Ayo, jalan lagi…” isyaratMu
Kau raup wajahku dan Kaurangkul bahuku

Pada Engkau di belakangku
aku berulang kali menoleh
meragu apa Kau masih besertaku
bertanya pada setiaMu
menjawab selalu dalam sangsiku
Kauangkat pangkal salibku
Kapan selesai dan usai
tanyaku tak pernah Kaujawab
Menghadang langkahku yang membeku
Kau tunjuk jalan yang membentang
pertanda aku harus terus maju
tanpa minta lagi alasan
karena Kau besertaku

Semoga aku tak takut bersabar
bila memang harus berhenti
Semoga aku tak takut berdiri
bila memang harus jatuh
Semoga aku tak takut bertahan
bila memang harus dipaku
Semoga aku berani memandang
kebangkitan melalui kematian

Dan semoga aku bersyukur
bahwa aku tak punya satu alasan pun
meninggalkan salibku
karena Engkau bersamaku

29/03/06

Wednesday, March 1, 2006

Cermin Abu


Bercermin pada abu
Bukanlah kita tak mampu
Hanya mungkin malu
Bila harus menatap pada debu

Ternyata abu adalah kaca
Kita berbayang di dalamnya
Pantulan yang menatap balik
Dari serpih debu dan kerikil

Noktah-noktah kecil yang membeku
Menggores vertikal horisontal
Pada kening tak tahu malu
Berulang pongah tanpa sesal

Syukur ada abu
Membuat kita jadi tahu
Bahwa manusia bagai debu
Antara sekian galaksi mega biru

Pada abu kita berguru
Menapak dalam tobat dan rindu
Dalam debu kita bergulat
Melawan nafsu kuasa jahat

Syukur kita bagai abu
Agar semakin tahu
Siapa Sang Rahim itu
Perangkul memeluk debu

Kembali bercermin di abu
Inspirasi hidup yang baru
Menanggalkan buruk yang dulu
Kembali ke jalan yang satu

Rabu Abu,
010306

Wednesday, February 22, 2006

-Miserere Nobis (Sambungan)-

Bilakah Engkau datang menyapa
Dan segera membalut luka
Sirami bara di kalbu
Luluhkan hati yang beku
Miserere nobis…


Kala sabar tak lagi mampu
Menampung teriak menggebu
Hadirlah dan peluklah kami
Dalam cintaMu yang sejati
Miserere nobis…


Bila kami disakiti
Dan ditolak pada hati
Letakkanlah ampun
Pada dosa yang bertimbun
Miserere nobis…


Saat takdir mencuat
Dan harap tak lagi menguat
Datanglah dan teguhkan
Wahai Engkau ya Tuhan
Miserere nobis…


Kini ijinkan kami perlahan
Mengangkat muka memandang
Pada sebersit kerahiman
Damai tanpa bayang
Dona nobis pacem…


-22 Feb 06-

-Miserere Nobis-

Dunia mengamuk
Manusia dan alam saling kutuk
Bencana berpadu kuasa
Berlomba siapa paling perkasa
Miserere nobis…

Amuk tak kunjung reda
Satu luka yang lain didera
Baku hantam aksi bungkam
Dada ditepuk benar dibekuk
Miserere nobis…

Salam bukan lagi soal sahabat
Tapi siapa yang paling hebat
Tanpa ada yang berjabat
Saling dukung bagai sobat
Miserere nobis…

Amuk tak kunjung reda
Tiap hari hati membara
Bukan maaf yang dikata
Malah dendam yang bersabda
Miserere nobis…

Sering doa tersisih
Dan kasih menyerpih
Tangan membesi
Bibir mencaci
Miserere nobis…


-22 Feb 06-

Sunday, February 12, 2006

Rapuh


Tertuju mata heranku 

Pada kerapuhan hostiMu 

Engkau 
Kerapuhan yang Agung 
Keagungan yang merapuh

Keagungan samarMu
Terbekuk dalam keping pucat itu
RapuhMu mengerdil pada tipis tak beragi  
RapuhMu mengoyak sejuta angkuhku
Angkuh yang kian menjadi rapuh di hadapanMu  

Kusantap bentuk rapuhMu 
RapuhMu lantas menyatu padaku
Berganti menelan rapuhku  
KeagunganMu berbaur pada rapuhku
Keagunganku semakin rontok merapuh  
KerapuhanMu adalah agungMu 
Keagunganku adalah rapuhku

Pada rapuhMu tertuju rapuhku
Rapuhku yang perlahan hilang
Raib tertelan keagunganMu
dalam wujud rapuhMu

-120206-

With Thee Mother


For the bliss in the morn
For the shadows at night
Would not hope be torn
For thee is so bright

In ways that I abide
Enlighten me by my side
With thee Thy bride
In thee shalt I hide

Mother do stay with me
For I dread of see
Thou hast known fear
That came in dear

In thine most gentle hands
Shalt I find some light
Forever till it ends
Then see thee in a bright

Leave not this night
For this thine child
Chanting "Ave"
Seeking love

Sketch of shadows scares
But in thine hand’s care
Fear not will this child
For thee is so mild

-12 Feb 06-