Tuesday, July 29, 2003

Menyusut

Berapa waktu dalam hidupku
Kukenangkan untuk mengingat
Segala kebaikanMu padaku

Berapa hari dalam waktuku
Kugunakan untuk sekedar tahu
Bahwa Engkau itu ada

Berapa jam dalam hariku
Kuluangkan untuk menyadari
Kalau Engkau itu bersamaku

Berapa menit dalam kebersamaan itu
Kuberikan untuk menjumpai
Engkau dalam hatiku

Berapa detik dalam menit itu
Kukosongkan untuk bisa berdoa
Walau hanya celoteh belaka

Berapa saat dalam doaku
Kupahami dan kuhayati benar
Setiap ucapanku kepadaMu

Berapa lama dalam pemahamanku 
Kuyakini sungguh-sungguh 
Bahwa Engkau itu Allahku 

Jul 29th, 2003

Monday, July 28, 2003

Lamunan Seorang Rubiah


Hari ini aku tersenyum
Kusapa indahnya alam
Yang menerobos takut-takut
Dari sela kisi klausuraku

Hari ini aku tersenyum
Tapi cepat pula kusadari
Semua bisa berubah
Besok mungkin aku murung

Termenung dalam keraguan
Termangu dalam kebosanan
Terpaku dalam kesepian
Terlunta dalam kesedihan

Tawa riang renyah meriah
Tak kan lagi bisa terlepas
Keluar dari mulut kecil ini
Riuh cekakak kini berganti
Terpekur dalam teguran sunyi

Dulu aku bak seorang puteri
Berani tampil seorang diri
Semerdu layaknya Serafim
Kukidungkan madah klasik religi
Dengan segala iringan simfoni
Kukembalikan abad jaya Gerejawi

Kini semua harus berganti
Walau masih kidung pertengahan
Tapi tak ada lagi kemegahan
Yang ada hanya lantunan perlahan
Syahdu mengalun dalam kekhusyukan
Sederhana saja -Gregorian-

Takkan lagi kubisa
Manjakan jiwa raga
Plesiran kerlap-kerlip
Merona sekujur muda
Cantikku mengundang mata
Centilku menarik hati
Kini gemerlap berganti
Polos tanpa polesan
Asli tanpa tipuan
Semua yang muncul di tepi jubah ini
Tampil apa adanya mereka

Mataku ini, ya dan mataku ini
Tak kan lagi jelalatan sana-sini
Melirik wajah-wajah tampan perkasa
Memandang pesona buatan manusia
Terlanjur sudah aku terpaut padaNya
Sukar kutinggalkan begitu saja
Keindahan tak terungkap kata
Mengalahkan kemutakhiran bumi

Nafsu-nafsu badani tak akan lagi
Mengunjukkan kebolehannya beraksi
Keras berlari kasar memberingas
Berontak menyeruak
Liar tanpa kendali
Semuanya itu telah terkekang aturan suci

Mulutku dibungkam keheningan
Tanganku dibelenggu pekerjaan
Perutku diisi kehambaran
Kakiku diikat kesetiaan
Waktuku disekap keteraturan
Pikiranku dibatasi kesucian
Kehendakku dikunci kemiskinan
Kebebasanku dirantai ketaatan
Jiwaku dibungkus kepasrahan
Cintaku disekap kemurnian

Silentium, doa, kerja, matiraga, laku tapa
demikianlah keadaanku sehari-hari
Menyesalkah aku dulu memilih ini?
Tak tahu.
Kata “sesal” itu belum kurasakan
Bahkan hari ini aku tersenyum
Bahagia…walau aku tahu 

Besok mungkin menjadi lain
Tapi kan kucoba untuk tersenyum
Setidaknya hingga hari ini berlalu

-28 Jul 03-