Thursday, April 20, 2000

Kamis Putih


Senja hari mulai meredup
Domba-domba telah kembali
Sang gembala menutup kandang
Tapi hatinya merasa ganjil

Pada domba ia menerawang
Berkerut kening, membisu bibir
Dirinya tersentak kaget
Dombanya hilang seekor

Kini domba berganti heran
Sepercik cemas tertangkap dari wajahnya
Domba-domba tak berani mengembik
Cuma memandang sayunya gembala

Gembalapun tak berani berucap
Seekor domba kini hilang
Itu jadi pertanggungjawaban
Kepada Sang Penguasa Alam

Gembala melangkah menjauhi kandang
Embikkan domba-domba bersahutan
Dicobanya menghibur sang gembala
Gembala terpaksa tersenyum sedih

Domba tak tahu
Domba tak peduli
Seekor yang hilang
Bagai emasnya gembala

Langit semakin memerah
Alam bertambah sunyi
Gembala duduk seorang diri
Harapnya domba berpulang

Sejenak ia menerawang
Hatinya tetap memandang
Kenyataan domba tak pulang
Dihadapannya terbentang

Tiga langkah perlahan-lahan
Kegelisahan tak tertahan
Asa semakin menghilang
Matanya masih menerawang

Domba-domba letih tertidur
Diantara hangatnya dingin
Tak peduli sang gembala
Disana sendirian

Malam akhirnya bertamu
Gembala bangkit dengan tegas
Hendaknya acuh menerjang maut
Seekor domba jadi sasaran

Domba-domba lain jadi tercengang
Sang gembala menghadang kelam
Tekadnya menghampiri ujung dunia
Mencari dombanya yang tersayang

Angin mendesah bisu
Menghantar langkah-langkah gembala
Mempertaruhkan nyawanya
Bagi anak domba yang hilang

Apr 20th, 2000