Sunday, November 18, 2001
Perahu Tak Bertu(h)an
Perahu tak bertuan
Kemanakah akan melaju
Terombang diayun arus
Terambing dialun ombak
Biru samudera nan amat luas
Yang mana mata angin penjuru
Utara Selatan tak berdarat
Barat Timur tak bertepi
Lautan hampa sunyi senyap
Angin menghembus pelan perlahan
Recik-recik riuh membuih
Perahu mengambang tersendat
Perahu tak bertuan
Apa dayamu sekarang
Melaju diterjang taufan
Terseret dihempas badai
Mercusuar dimana terpancang
Tonggak sinar Sang Terang
Sumber cahaya yang sejati
Berdiri tak terpancarkah?
Gelombang mengamuk kejam
Mengganas ditantang jaman
Lepas bebas menghantam jiwa
Bergemuruh mengaduk semesta
Perahu tak bertuan
Mana nahkodamu
Terlelapkah ia disana
Wahai bangunkan segera!
-18 Nov 01-
Friday, August 31, 2001
Thomas Bertutur
Di sinilah aku,
Thomas, dalam hasrat keduniawian
mengenangkan kembali masa laluku
sembari ditemani malam dan kesendirian
Sampai kini aku tak mengerti
kenapa Manusia itu menunjuk aku
bergabung dengan sebelas yang terpilih
mengiring langkah-langkahNya
padahal kemarin,
Ia bersembah sujud kepada Tuhan
semalam-malaman
Heh, kurasa Dia salah pilih
Dia tidak tahu siapa aku
Aku ini orang yang keras, tidak seperti Yohanes
Aku tak mudah percaya tanpa bukti autentik,
lain dari si Batu Karang
Aku juga pemberontak, berbeda dengan Andreas
Pasti Dia salah pilih!
Tapi keingintahuanku membungkam mulutku
aku diam dan kuturuti saja kemauanNya
mungkin Dia lebih pintar dari aku!
Lalu,…
kukenang ketika itu
Lazarus yang dikasihiNya meninggal,
tapi Dia begitu acuh
Dia bilang “Lazarus, saudara kita, telah tertidur!”
Edan!
Dia malah bilang kalau Dia akan membangunkan Lazarus dari tidurnya
Padahal Dia sendiri yang mengatakan Lazarus sudah mati
Edan benar Orang ini!!!
Aku tak mengerti
PernyataanNya tak masuk akal
jadi kutanggapi saja dengan sewot
“Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan dia”
Hari itu, sungguh aku tak tahu
bagaimana bisa orang bangkit dari matinya
Lazarus yang sudah berhari-hari di dalam kubur
berjalan dengan tegap, keluar dari makam
menghirup sekali lagi udara hidup
Mujizat yang semacam itu,
belum pernah aku lihat
belum pernah aku dengar
benar-benar aku tak mengerti
Aku sangsi,
Jangan-jangan benar Dia Putera Tuhan
seperti yang Dia bilang berkali-kali
Makin lama kuikuti jejakNya
makin gila aku merasa
Semua yang dilakukanNya
tak tergapai kekuatan manusia
Masih terkenang dibenakku,
hari itu, Kamis malam…
Sungguh aku tak menyangka
itu ternyata malam yang terakhir
aku menyertai kehidupan duniaNya
Kami bersantap semeja menjelang Paska
Dia bilang roti dan anggur itu
adalah Tubuh dan DarahNya
Dalam hati aku bertanya,
bagaimana hal itu bisa?
Dia memandang kepadaku
tanpa bicara sepatah katapun
Lalu…
Dia berlutut di hadapanku
membasuh kakiku
padahal Dia itu Guruku!
Sekali lagi aku hendak berontak
tapi sentuhan cinta dari kedua tanganNya
lagi-lagi membuatku terkelu
Dia itu Guruku!
Tak pantas Dia berbuat demikian
Aku cuma bisa diam,
sambil menerka apa lagi rencanaNya
Lantas Manusia itu berkata
Ia akan pergi ke rumah Bapa
Ia akan datang kembali
membawa kami ke tempatNya
Guruku yang satu ini
tak pernah berhenti berteka-teki
memaksaku untuk terus berpikir
bagaimana bisa!??
“Tuhan, kami tidak tahu kemana Engkau pergi, jadi bagaimana kami tahu jalan ke situ?”
Tapi Dia menjawab
“Akulah jalan kebenaran dan hidup
tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa,
kalau tidak melalui Aku”
Hanya sebuah tanda tanya di kepalaku
tanda tanya yang amat besar
kuharap Dia memberi penjelasan
tapi Dia malah menanggapi Filipus
Lalu….
~ Thomas memandang ke langit hitam ~
Ah, aku tak ingin mengingatnya
Kejadian sesudahnya begitu mengerikan
sedih, tragis, bengis, ironis
membuatku meringis dan menangis
Aku tak tega melihat penyiksaanNya
Ia mati,…
maka akupun lari meninggalkanNya
toh, aku tak pernah mengerti akan diriNya
aku merasa tak berguna lagi
jadi aku pergi menyendiri
sampai Paska terlewati
Ketika kami, murid-muridNya berkumpul lagi
teman-teman mengatakan mereka melihat Tuhan
namun aku masih tetap Thomas yang dulu
Thomas si Tukang Berontak
“Sebelum aku melihat bekas paku pada tanganNya dan sebelum aku mencucukkan tanganku ke dalam lambungNya….
Sekali-kali aku tidak akan percaya!”
Lantas mereka marah,
mereka kesal denganku
aku tak peduli…
Tapi mungkinkah itu terjadi?
Bukankah Ia pernah membangkitkan Lazarus?
Bukankah Dia Anak Allah?
Tentu saja Dia bisa bangkit dari mati!
Aku terapung antara percaya dan tidak
Cuma satu hal yang dapat membuatku percaya
Kalau saja aku melihat Guru dengan mataku sendiri
Delapan hari kemudian,
Aku masih di tempat yang sama
Pintu semakin rapat terkunci
Kami semua bersembunyi
dalam kegelapan di hati
Tiba-tiba ada cahaya terang memancar
Seseorang berdiri di tengah-tengah kami
Sosok itu membuatku hampir pingsan
- itu Tuhan!!!-
Aku terjatuh berlutut
Dalam kesucian yang amat luar biasa
Ia memandangku yang terperangah
“Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tanganKu, ulurkan tanganmu dan cucukkan ke dalam lambungKu dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah”
Aku menjadi amat terpesona
melihat kharisma yang terpancar
Dengan pertolongan Roh KudusNya
aku mengulurkan tanganku perlahan-lahan
Luka-luka itu masih terlihat segar dan merah
ketika aku memegang lubang di tangan, kaki dan lambungNya
Aku tersadar, Ia sungguh nyata
Spontan, kukecup luka-luka itu dengan lembut
Ia tersenyum padaku
Sungguh Ia Tuhan, sungguh Ia Allah
“Ya Tuhanku dan Allahku!”
Akupun tersungkur pada kedua kakiNya
menangis dihadapanNya
- Ya ampun, aku telah melihat Tuhan -
Imanku yang kecil dan terkunci
kurasakan menjadi terbuka
Semua teka-teki yang aneh
seolah mampu kumengerti
Tanpa kata namun dengan iman
aku kini percaya penuh
semua yang telah Ia ajarkan
~Thomas menghela nafas panjang~
Kuharap para pengikut Kristus
tidak lagi memiliki iman yang tumpul
Kuharap sekali lagi
yang berani menyebut diri
Pengikut Kristus sejati
berbahagia karena percaya
sekalipun tidak melihat
seperti yang Ia sabdakan sendiri
Di sinilah aku,
Thomas yang disebut Didimus.
Kembar, kepercayaan dan kesangsian
Aug 31st, 2001
Monday, August 27, 2001
Terang Ilahi
Terang itu memancar amat kuat
Tepat dihadapanku
Sinar-sinarNya bagaikan belati
Menusuk tajam kedua mataku
CahayaNya sedemikian dasyat
Sampai-sampai tak mampu kumelihat
Segala sesuatu tak tampak padaku
Kecuali sosokNya yang berpijar elok
Kilau-kemilauNya bagaikan sejuta fajar
Berseri di pagi yang cerah nan megah
Memantulkan permata cinta tak terbilang
Serta-merta meraup seluruh diriku
Terang Ilahi amatlah menyilaukan
Memusnahkan segala cinta pribadi
Kuasa, derajat, dan kehormatan
Hanyut dalam bersitan cahayaNya
Jangankan melihat rupaNya
imanpun tak mampu kutatap
Segala dosa dan nestapa diri
Dibasuh dalam belas kasihNya
Seluruh terang benderang bertelut
Menyembah dan menyerah takluk
Ia yang bersinar amat terang
Merasuki seluruh jiwa dan raga
Terang yang terpancarkan itu
Mencengkeram aku tanpa ampun
Menarik aku kedalamNya
Sampai hilang aku ditelan cintaNya
-270801-
Tepat dihadapanku
Sinar-sinarNya bagaikan belati
Menusuk tajam kedua mataku
CahayaNya sedemikian dasyat
Sampai-sampai tak mampu kumelihat
Segala sesuatu tak tampak padaku
Kecuali sosokNya yang berpijar elok
Kilau-kemilauNya bagaikan sejuta fajar
Berseri di pagi yang cerah nan megah
Memantulkan permata cinta tak terbilang
Serta-merta meraup seluruh diriku
Terang Ilahi amatlah menyilaukan
Memusnahkan segala cinta pribadi
Kuasa, derajat, dan kehormatan
Hanyut dalam bersitan cahayaNya
Jangankan melihat rupaNya
imanpun tak mampu kutatap
Segala dosa dan nestapa diri
Dibasuh dalam belas kasihNya
Seluruh terang benderang bertelut
Menyembah dan menyerah takluk
Ia yang bersinar amat terang
Merasuki seluruh jiwa dan raga
Terang yang terpancarkan itu
Mencengkeram aku tanpa ampun
Menarik aku kedalamNya
Sampai hilang aku ditelan cintaNya
-270801-
Tuesday, August 14, 2001
Sekuntum Bunga Buat Bunda
(Permohonan Kanak-Kanak Yesus)
Bunda,
Terimalah sekuntum bunga ini
Bunga bakung yang kupetik sendiri
Dari kebun Bapa yang murah hati
Bunda,
Lihatlah sekuntum bunga ini
Putih, indah, harum berseri
Bagai hatimu yang tak pernah berhenti
Mengasihi tiap-tiap insani
Bunda,
Pandanglah sekuntum bunga ini
Lambang cinta kasih Ilahi
Karena engkau yang amat rendah hati
Bunda,
Iringilah langkah ananda
Dalam mengemban tugas Bapa
Supaya jangan aku sendiri saja
Melainkan bersama engkau pemelihara
Bunda,
Sekuntum bunga ini saja
Kuharap dapat membuatmu bahagia
Meski harus menyaksikan nestapa
Dalam penderitaan hidup ananda
Bunda,
Terimalah sekuntum bunga dariku
Pralambang bakti diri puteramu
Dan jikalau nanti ajalku kan tiba
Berdirilah di dekatku, wahai Ibunda
-14 Ags 01-
Thursday, August 2, 2001
ΛΩ
Sebenarnya kita semua tahu
Bahwa pada dasarnya
Manusia adalah sama
Suatu sosok dari debu dan tanah
Diwariskan dalam daging, darah dan tulang
Dan akan kembali jadi debu dan tanah
Dihembuskan hidup dari Sumber yang sama
Tanpa pewarisan turun-temurun
Masing-masing satu nyawa satu jiwa
Dan akan kembali dalam roh yang sama
Lahir tanpa harta
Mati tanpa benda
Namun dengan satu perjalanan yang singkat
Bisa membawa akhir yang berbeda
-020801-
Bahwa pada dasarnya
Manusia adalah sama
Suatu sosok dari debu dan tanah
Diwariskan dalam daging, darah dan tulang
Dan akan kembali jadi debu dan tanah
Dihembuskan hidup dari Sumber yang sama
Tanpa pewarisan turun-temurun
Masing-masing satu nyawa satu jiwa
Dan akan kembali dalam roh yang sama
Lahir tanpa harta
Mati tanpa benda
Namun dengan satu perjalanan yang singkat
Bisa membawa akhir yang berbeda
-020801-
Sunday, July 29, 2001
Saturday, July 28, 2001
Tuhan
Merintihlah aku dalam gelap
Maka kulihat wajahMu gemerlap
Menjalin cahaya di antara senyap
Menanti kicau-kicau terlelap
Jul 28th, 2001
Monday, June 25, 2001
Bersyukur
Tuhan,
kalau saja mulutku lebih dari satu
mungkin aku dapat memberitakan lebih banyak lagi
hal ikhwal tentang KerajaanMu
Jika saja tanganku lebih dari dua
tentulah aku dapat meraih lebih banyak lagi
kesempatan untuk menolong sesamaku
Seandainya kakiku lebih dari dua
pasti aku dapat berlari lebih cepat lagi
mewartakan injilMu jauh ke pelosok bumi
Misalkan saja hidupku lebih dari sekali
barangkali aku dapat memperbaiki hidupku
kemudian melayani lebih banyak lagi
Tetapi,
aku bersyukur bahwa samua itu tidak terjadi
Kalau saja mulutku lebih dari satu
alangkah gaduhnya suara yang kubuat
Hal ikhwal tentang kerajaanMu
menjadi berita yang tak jelas bunyinya
dan orang tidak akan pernah tahu
apa itu kerajaan Allah
Jika saja tanganku lebih dari dua
betapa sulitnya aku berkarya
masing-masing ingin mengerjakan hal berbeda
Pelayanan kepada sesama jadi terhambat
dan mereka tak akan pernah tahu
cinta kasih yang Engkau berikan
Seandainya kakiku lebih dari dua
justru aku tak bisa berlari dengan mudah
Semuanya menjegal satu sama lain
pewartaan injilMu menjadi terhenti
dan pelosok bumi yang amat dalam
tak kan pernah tahu indahnya kebahagiaan
Misalkan hidupku lebih dari sekali
pasti aku tak dapat melayani sesama
aku terlalu sibuk memperbaiki hidupku
mencari hal-hal yang lebih menyenangkan lagi
dan aku tak kan pernah bisa maju dan berkembang
walau belajar dari pengalaman
Tuhan,
aku bersyukur atas diriku yang telah Engkau ciptakan sesuai dengan citraMu
Semoga semua yang telah Engkau berikan kepadaku, dapat kupergunakan seturut kehendakMu.
Jun 25th, 2001
kalau saja mulutku lebih dari satu
mungkin aku dapat memberitakan lebih banyak lagi
hal ikhwal tentang KerajaanMu
Jika saja tanganku lebih dari dua
tentulah aku dapat meraih lebih banyak lagi
kesempatan untuk menolong sesamaku
Seandainya kakiku lebih dari dua
pasti aku dapat berlari lebih cepat lagi
mewartakan injilMu jauh ke pelosok bumi
Misalkan saja hidupku lebih dari sekali
barangkali aku dapat memperbaiki hidupku
kemudian melayani lebih banyak lagi
Tetapi,
aku bersyukur bahwa samua itu tidak terjadi
Kalau saja mulutku lebih dari satu
alangkah gaduhnya suara yang kubuat
Hal ikhwal tentang kerajaanMu
menjadi berita yang tak jelas bunyinya
dan orang tidak akan pernah tahu
apa itu kerajaan Allah
Jika saja tanganku lebih dari dua
betapa sulitnya aku berkarya
masing-masing ingin mengerjakan hal berbeda
Pelayanan kepada sesama jadi terhambat
dan mereka tak akan pernah tahu
cinta kasih yang Engkau berikan
Seandainya kakiku lebih dari dua
justru aku tak bisa berlari dengan mudah
Semuanya menjegal satu sama lain
pewartaan injilMu menjadi terhenti
dan pelosok bumi yang amat dalam
tak kan pernah tahu indahnya kebahagiaan
Misalkan hidupku lebih dari sekali
pasti aku tak dapat melayani sesama
aku terlalu sibuk memperbaiki hidupku
mencari hal-hal yang lebih menyenangkan lagi
dan aku tak kan pernah bisa maju dan berkembang
walau belajar dari pengalaman
Tuhan,
aku bersyukur atas diriku yang telah Engkau ciptakan sesuai dengan citraMu
Semoga semua yang telah Engkau berikan kepadaku, dapat kupergunakan seturut kehendakMu.
Jun 25th, 2001
Tuesday, May 15, 2001
Lima Belas Mei
Hari ini
15 Mei
Malas aku menghitung lagi
Rangkai peristiwa yang telah kulalui
Dari sudut kamar terdengar
Jarum detik berdetak menghentak
Sementara titik-titik hujan memercik
Berseling dengan gemuruh dan kilat
Seolah tak pernah kenal
Kupandangi wajah di gambar itu
Sorot mataNya lurus padaku
BibirNya mengajakku tersenyum
Tampan,…tapi…meragukan
Benar seperti itukah rupaNya
Atau….mungkin….barangkali….
Entah seperti apa!
Memang aku tak pernah lihat Dia
Tapi –mungkin- aku mengenal Dia
Jauh sebelum aku lahir
-entahlah, acuhkan saja!-
Hujan menderas agak keras
Tampaknya langit mulai marah
Barangkali hendak protes padaku
Namun mau berkata apa?
Tiba-tiba Dia memandangku
Ia menatap dari lubuk hatiku
Lurus menghujam seluk-beluk jiwa
Merangkul segala perasaan
Memeluk segala pikiran
Meraup segala dosa
Menjaring seluruh pribadi
Ia memandang dengan cinta
Seraya membalik lembar hari ini
Mencari pemenuhan sebuah janji
Yang kuniatkan tiap pagi
sayang, aku tahu Ia akan kecewa
Aku tahu…, bahwa,
Hari ini aku gagal lagi
Membalas cinta kasihMu
Dan makin lama Ia menatapku,
Makin pilu pula hatiku
May 15th, 2001
Wednesday, May 2, 2001
Senyum untuk Yesus
Senyum untuk Yesus
Adalah senyum dari dasar hati
Bersiratkan suatu ketulusan
Dihiasi sebuah keikhlasan
Sebuah senyuman yang datang
Sebagai buah karya kasih
Yang terulur lewat tangan kecil
Dari kita untuk sesama
Bersama dengan senyum itu
Hadir pula selimut kehangatan
Dari jalinan benang kemurahan
Berukir rasa persaudaraan
Dan senyuman itu
Merupakan pemberi harapan
Mampu menguatkan iman
Serta menaburkan kasih
Senyum untuk Yesus
Adalah senyum kepada sesama
Yang kita beri dengan kerelaan
Tanpa mengharap balas imbalan
Berikanlah senyummu untuk Yesus
Karena itu semua berasal dariNya
Dan semoga Ia berkenan memberikan
Satu buah senyum lagi kepadamu
May 2nd, 2001
Subscribe to:
Posts (Atom)