Wednesday, March 1, 2006

Cermin Abu


Bercermin pada abu
Bukanlah kita tak mampu
Hanya mungkin malu
Bila harus menatap pada debu

Ternyata abu adalah kaca
Kita berbayang di dalamnya
Pantulan yang menatap balik
Dari serpih debu dan kerikil

Noktah-noktah kecil yang membeku
Menggores vertikal horisontal
Pada kening tak tahu malu
Berulang pongah tanpa sesal

Syukur ada abu
Membuat kita jadi tahu
Bahwa manusia bagai debu
Antara sekian galaksi mega biru

Pada abu kita berguru
Menapak dalam tobat dan rindu
Dalam debu kita bergulat
Melawan nafsu kuasa jahat

Syukur kita bagai abu
Agar semakin tahu
Siapa Sang Rahim itu
Perangkul memeluk debu

Kembali bercermin di abu
Inspirasi hidup yang baru
Menanggalkan buruk yang dulu
Kembali ke jalan yang satu

Rabu Abu,
010306

No comments:

Post a Comment