Monday, November 20, 2000

Lukisan Kehidupan

Sang Pelukis itu terdiam sejenak
Merenung-renung dan merancang-rancang
Kemudian diambilNya segala yang Ia perlu
Kanvas, kuas, palet, cat warna,…
Dengan perlahan Ia mulai bekerja
Sambil Ia mencurahkan segenap perasaanNya
TanganNya terus bergerak dan berkarya
Bukan hanya goresan halus yang Ia buat
Tapi juga coret-moret yang kasar bergerigi
Kadang tebal lalu menipis bergantian
Kadang berkelok lalu lurus berselingan
Kadang bergulung melingkar
Kadang kaku bersegi-segi
Juga bukan hanya satu warna yang Ia gunakan
Hitam, putih, hijau, biru, kuning, merah,…
Satu persatu Ia tuangkan ke atas palet
Dan dengan kuasNya, Dia mencipta warna yang baru
Kemudian pada kanvas disapukanNya kuas itu
Ada warna yang terang seakan riang
Ada warna yang gelap seakan suram
Beberapa titik terkesan kurang sempurna
Tapi Ia sengaja membiarkan itu semua
Karena Ia tahu apa yang sedang dibuatNya

Dan sesuai dengan yang Ia kehendaki
Jadilah sebuah lukisan yang amat elok
Sang Pelukis merasa sungguh senang
Dan Ia sangat mencintai lukisanNya itu



Nov 20th, 2000

Thursday, November 2, 2000

Meditasi

Dalam dinginnya relung-relung hati
Dunia seakan tiada arti
Hidup bagaikan jatuh mati
Tak tahu apa yang kan terjadi nanti

Bila diri melangkah tanpa asa
Menghadapi banyak pergulatan rasa
Berkeluh menghadapi jenjangan masa
Dia mampu memberi jasa

Satu lilin yang menyala
Merombak gulita dalam segala
Bagai nelayan Ia menjala
Kebekuan sepanjang kala

Ia terbakar demi cinta mesra
Ia dilebur demi kerahiman
Ia meluluh demi belas kasih
Ia beri diri demi keselamatan

Kedinginan disingkapnya menjadi hangat
Kegelapan dihalaunya menjadi terang
Keputusasaan diubahnya menjadi semangat
Kegagalan dibangunnya menjadi harapan

Berulang kali nyaris ia padam
Menahan terpaan sang angin malam
Meski hidup senantiasa terancam
Ia setia mencoba diam

Dan sampai pada akhirnya
Ia menetes perlahan-lahan
Lalu meredup….hilang
Lenyap…..ditelan gelap


Nov 2nd, 2000