Wednesday, March 29, 2006

BersamaMu pada Jalan Salibku


Pada panjang jalan salibku
Kaulingkupi aku
Pemimpin di depan
Sahabat di samping
Penjaga di belakang

Tak pernah kutahu
Mana puncak jalanku
Namun kadang kumengerti
Kalau aku sedang berhenti

Pada Engkau di depanku
Kucoba ikuti langkah itu
Menapak kakiku pada bekas tapakMu
Meraba kecil kakiku pada besar lubangMu
Merasakan halusnya batu dan kerikil
yang telah Kau injak masuk ke dalam bumi
Tak lepas mataku memandang
pada goresan tebal salibMu
Melukis rute pada jalan terenak
yang tinggal kususuri di atas tanah

Pada Engkau di sampingku
memeluk salib serta bahuku
Beritahukan aku caranya 

agar seimbang dan berdaya
bertahan dan memikul bebannya
Kulihat deras peluhMu
berpadan dengan darahMu
Mahkota duriMu melumpuhkanku
tapi senyumMu menguatkanku
“Ayo, jalan lagi…” isyaratMu
Kau raup wajahku dan Kaurangkul bahuku

Pada Engkau di belakangku
aku berulang kali menoleh
meragu apa Kau masih besertaku
bertanya pada setiaMu
menjawab selalu dalam sangsiku
Kauangkat pangkal salibku
Kapan selesai dan usai
tanyaku tak pernah Kaujawab
Menghadang langkahku yang membeku
Kau tunjuk jalan yang membentang
pertanda aku harus terus maju
tanpa minta lagi alasan
karena Kau besertaku

Semoga aku tak takut bersabar
bila memang harus berhenti
Semoga aku tak takut berdiri
bila memang harus jatuh
Semoga aku tak takut bertahan
bila memang harus dipaku
Semoga aku berani memandang
kebangkitan melalui kematian

Dan semoga aku bersyukur
bahwa aku tak punya satu alasan pun
meninggalkan salibku
karena Engkau bersamaku

29/03/06

No comments:

Post a Comment