Saturday, September 4, 2004

Di Sekitar SalibMu

-ELANG-
Aku melayang gagah dan tegar
Mengarungi langit bak panggung tariku
Kututup matahari dengan gaharnya bayangku
Namun mataku menukik tajam padaMu
Mengapa Raja Semestaku memberikan bagianNya
Menjadi kebebasan yang kini kunikmati
Sementara Ia terpatri di sana?

-KELEDAI-
Dari kejauhan tampak padaku
Suatu bukit yang redup perlahan
Terhias siluet salib memanjang
Aku tahu siapa Dia itu
Ia yang dulu menaiki punggungku
Kini naik di puncak gunung
Tersalib demi kepongahanku

-CACING-
Aku hanya menggeliat-geliat
Tak bisa yang lain
Air anyir itu menetes di sisi tubuhku
Meresap hilang ke tanah bumi
Dalam tengadah aku bertanya
Mengapa hidup Ia berikan
Demi seekor aku yang menjijikkan?

-BURUNG PUYUH-
Dulu Ia menggandakanku
Untuk memberi manusia peziarah
Bekal menuju tanah terjanji
Kini kupertanyakan keadaan yang berbalik
Mengapa Ia memberikan diriNya tanpa ganda
Menjadi makanan bagi kerakusan manusia?

-IKAN-
Dulu Ia juga menggandakanku
Demi menyuapi mulut-mulut manusia
Yang kelaparan akan cinta kasihNya
Ia sudah berikan yang terbaik
Namun manusia belum puas juga
Kini Ia dijadikan umpan dosa
Dibiarkan tanpa cinta…

-LEMBU-
Dari jaman ke jaman
Akulah yang dikurbankan
Sebagai persembahan bakaran
Kini aku melenguh bertanya
Bagaimana ini dapat terjadi
Bukannya aku yang diserahkan
Tetapi Dia yang disalibkan?

-DOMBA-
Aku ingat ketika Ia mencariku
Menemukanku dalam ketakpatuhanku
Terjerat dalam kecerobohan bandelku
Ia hanya tersenyum dan mengangkatku
Sampai tergolek di atas bopongan bahuNya
Sangkaku, akulah yang kini akan dibantai
Namun nyatanya Ia membawaku pulang
Kembali ke rumah padang hijauNya
Kini aku melihatNya tak bernyawa
Kukitari salib itu berulang kali
Sambil terus bertanya di hati
Mengapa Gembalaku kini menjadi Anak Domba
Aku mengembik perlahan
Di bawah salibNya aku biarkan
Diriku tersungkur lesu
Terkulai karena keagunganNya
Gembalaku…

-4 Sep 04-